Rabu, 19 September 2012

My Best Friend Zakaria Nur Aini

Konsep Diri Mengenai Teman

Zakaria Nur Aini adalah teman dekat saya, teman yang selalu mengeti tentang suka duka di dalam kehidupan saya, dia merupakan sosok teman yang baik. Awal kenal sama zakaria pada saat MOS ( Masa Orientasi Siswa ), dari itu sudah mulai ada kecocokan antara kita yaitu sama-sama cerewet. Dia merupakan inspirasi saya karena IP’nya selalu bagus =D
Menurut saya mempunyai teman seperti dia adalah sebuah keistimewaan.Sosok orang yang begitu rajin di mata saya menjadikan saya lebih rajin rajin dan rajin lagi di dalam mengerjakan tugas di dalam perkuliahan.

Kelebihan yang ada pada diri Zakaria :
 ● Teliti di dalam suatu pekerjaan yang sedang dijalani
 ● Memiliki kepribadian yang menyenangkan
 ● Rajin, dari ketiga teman saya dialah yang paling rajin dalam mengerjakan segala sesuatu.
● Percaya diri, dia memiliki percaya diri tinggi di dalam kelas maupun di lingkungan luar
● Tipikal orang yang rapi

Kekurangan  yang ada pada diri Zakaria :
● Selalu terlambat masuk kuliah
● Tidak on time
●Kurang peka terhadap yang ada di sekitar
●Sedikit menyebalkan dengan tingkah nya yang masih ke kanak-kanakan.

Menyongsong 3 Tahun Kedepan

PAPER MENGENAI KONSEP DIRI
            Tulisan ini saya buat guna untuk melengkapi Uji Kopetensi yang pertama yaitu Human Relation.
Bukan sombong atau sok’sok’an ya, mungkin saya banyak punya kelebihan  tapi saya yakin saya juga banyak kekuranganya. Saya merupakan seorang mahasiswi di suatu Universitas Negeri di Solo, ya...seperti kalian tau, Universitas Negeri di Solo ya hanya satu yaitu Universitas Sebelas Maret. Saya tergabung di dalam Fakultas isip ( Fakultas Ilmu Sosial dan Poloitik ) , saya menyandang sebagai anak Manejemen Administrasi di Universitas Sebelas Maret. Saya akan mencoba menggambarkan konsep diri saya di dalam cerita singkat ini. Konsep diri terbagi dalam 4 (empat) kategori yaitu Strengt ( kekuatan ), Wegnes ( kelemahan ), Opportunity ( kesempatan ), Threat ( ancaman ). Konsep diri tersebut yang akan kita jadikan sebagai pedoman untuk kita nantinya bergabung di dunia luar maupun di dunia kerja.
            Ini merupakan konsep diri saya Febriyana Budi Ratnasari
            Ya..seperti yang kalian tau nana itu gimana sih, pasti pada udah tau semuakan??
Yaudah langsung cuuuss aja yuk ngotak’ngatik kehidupan saya sendiri =D
Kelebihan yang ada pada diri saya :
Percaya diri, pantang menyerah,berani bertindak,tanggung jawab atas segala sesuatu yang udah di lakukan,berani mengambil resiko, trampil di dalam hal usaha.
Kelebihan saya itu mungkin akan sangat bermanfaat apabila saya mampu mengolah dan mengerti tentang kepribadian saya sendiri.
            Kekurangan, banyak sekali kekurangan yang saya milik’i yaitu terlalu cuek, cerewet, galak mungkin bagi sebagian  orang, egois, sulit/susah menghafal, tidak teliti, kurang bisa membaca karateristik seseorang,kurang bisa menerima kritikan dari orang lain dll
Kekurangan saya tersebut sangat-sangat tidak bagus untuk saya kedepannya, tetapi saya juga tidak dapat semudah membalikkan tangan untuk merubahnya. Jadi minta bantuan teman-teman ya biar saya bisa menjadi pribadi yang baik
:)
            Bagi sebagian orang kekurangan dan kelebihan itu menjadikannya sombong atau justru malu dengan apa yang udah Allah berikan, tapi tidak untuk saya, menurut saya kelebihan itu adalah sesuatu yang udah di berikan yang kuasa untuk kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, kelebihan yang saya miliki mungkin dapat saya gunakan di dalam natinya saya bekerja, apa lagi di era sekarang ini banyak sekali pesaing-pesaing yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak untuk pribadinya.
            Siapa sih yang nggak pengen dapet pekerjaan yang bagus,mapan???
semua pasti ingin, apalagi menjadi karyawan di suatu instansi, semua orang pasti menginginkannya.Banyak sekali ancaman-ancaman yang akan di hadapi di dalam bekerja, saya kurang bisa menerima kritakan dari orang lain sehingga saya mungkin sulit untuk mendapatkan masukan-masukan dari orang lain, sesnsitif- karena saya terlalu sensitif sehingga dapat menjadikan diri saya tidak di sukai teman kerja.
            Setelah dari UNS ini mungkin tiga tahun yang akan datang saya ingin bekerja di salah satu intansi. Katakanlah Bank, saya ingin sekali bekerja di Bank, setidaknya kerja di kantorlah. Dari kelebihan saya mungkin saya mempunyai kesempatan yang menonjol di dalam berbicara, pantang menyerah di dalam suatu kegiatan membuat saya menjadi lebih gigih lagi untuk bekerja, berani bertanggung jawab dan berani mengambil resiko memudahkan saya untuk masuk di dalam bagian-bagian pekerjaan yang ada di suatu instansi, trampil di dalam hal usaha memudahkan saya di dalam bidang usaha/kewirausahaan. Aku yakin aku bisa menjadi seperti yang aku mau.

Senin, 10 September 2012

PENGERTIAN IMITASI,SUGESTI,INDENTIFIKASI, EMPATI, & SIMPATI

TUGAS  HUMAN RELATION BU SARA
D1511041
MANAJEMEN ADMINISTRASI





1.    Imitasi

Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.

Imitasi merupakan proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain.

Sedangkan dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Imitasi  adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang

Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.

2.    Sugesti

Dalam suatu interaksi sosial melalui imitasi orang yang satu mengikut i sesuatu
di luar dirinya. Sedangkan dalam sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan, atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.


Suatu sugesti akan mudah terjadi apabila terjadi dalam hal- hal berikut:

- Kemampuan berpikir seseorang terhambat
Dalam proses sugesti biasanya orang yang dikenainya mengambil alih pandanganpandangan
dari orang lain tanpa memberikan pertimbangan kritik terlebih dahulu.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat,
misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan emosional.

- Keadaan pikiran yang terpecah-belah (disosiasi)
Sugesti mudah terjadi bila seseorang mengalami pikiran yang terpecah-belah.
Misalnya, jika seseorang sedang bingung, karena ia menghadapi kesulitan-kesulitan hidup yang kompleks. Dalam keadaan banyak utang, misalnya seseorang mudah
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.

- Otoritas
Sugesti akan mudah terjadi jika orang yang memberi sugesti atau pandangan itu
adalah orang yang memiliki otoritas atau kewibawaan di bidangnya. Misalnya,
seorang kyai yang berwibawa akan mudah diikuti pandangannya oleh
pengikutnya.Begitu juga seorang ahli dalam bidang tertentu akan mudah diterima
pandangannya, jika ia berbicara di bidangnya itu.

- Mayoritas
Seseorang seringkali cenderung untuk menerima ucapan atau pandangan orang atau
pihak lain, apabila pandangan itu didukung oleh sebagian besar (mayoritas)
golongan atau kelompoknya. Jika orang kebanyakan sudah menerima pandangan
itu, ia pun biasanya akan menyetujui pandangan tersebut.

3. Identifikasi 

Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan orang lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan sugesti yang pengaruhnya sangat kuat Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Pengertian lain,identifikasi merupakan imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak lain baik secara di sengaja maupun tidak disengaja.
Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu. Dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainyadari orang tua sedapat mungkin dijadikan norma-norma, sikap-sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari.

4.Empati
Empati berasal dari bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti “ketertarikan fisik”. Sehingga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Empati dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang merasa iba melihat penderitaan orang lain dan terdorong dengan kemauan sendiri untuk menolongnya tanpa mempersoalkan perbedaan  latar belakang agama, budaya, bahasa, kebangsaan, etnik, golongan dan sebagainya. (Abuddin Nata) Empati sering disebut-sebut sebagai resonansi dari perasaan. Secara fisika berarti ikut bergetarnya suatu benda karena persamaan frekuensi. Dengan empati, seseorang akan membuat frekuensi perasaan dalam dirinya sama dengan frekuensi perasaaan yang dirasakan orang lain. Sehingga ia turut bergetar, turut memahami, sekaligus merasakan apa yang dirasakan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain.
 5. Simpati

 
Simpati kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran dan keinginan orang lain. Namun karena melibatkan perasaan, seringkali penilaiannya menjadi subyektif. Sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.
Dalam penggunaan umum, simpati biasanya membuat pemahaman yang dikenal tentang ketidakbahagiaan lain atau penderitaan, terutama ketika kesedihan. Simpati juga dapat merujuk kepada menyadari lain (positif) emosi juga. Dalam arti yang lebih luas, dapat merujuk pada pembagian sentimen politik atau ideologis, seperti dalam frase “seorang simpatisan komunis”. Kata ini berasal dari συμπάθεια Yunani (sympatheia) [3], dari σύν (syn) “bersama” dan πάθος (pathos) “gairah”, dalam hal ini “menderita” (dari πάσχω – pascho, “terpengaruh oleh, untuk menderita “).